Sabtu, 11 Januari 2014

                                                                          Coffee/ kopi
Matahari telah menyusuri semua lorong dan celah – celah dengan sinarnya, menyisiri kamar seseorang yang telah ditiduri oleh seseorang yaitu Niaka dengan cepat dia bangun dan mandi untuk segera berangkat ke sekolah, yang selalu dia bertelusuri dengan kedua alas sepatunya dengan riangnya , dan mengikuti pelajaran dengan semangat , selesai dari pulang sekolah , Niaka selalu mampir ke sebuah Caffe yang bernama “ Late “ seorang diri, aneh, tapi aroma dari kopi itu menusuk – nusuk lubang kecil diwajah ku , rasanya pahit dari kopi itu pas dengan kondisi kita dari daftar menu kopi di caffe ini dengan paduan cake yang manis di lidah, maka dari itulah Niaka selalu suka mampir kesini hingga matahari ingin menutup hari ini dengan sinar senjanya.

Keesokkan harinya, Niaka seperti biasanya dia mampir dulu ke caffe untuk sekedar mencicipi kopinya , namun Niaka ingin menjadi pegawai dari caffe tersebut, selesai Niaka dari santapan kesukaannya, dia menghampiri maneger caffe tersebut , dengan wajah memelas dia memohon, namun manager menertawakannya , tetapi manager itu menerima , namun tidak langsung diterima melainkan di uji tranning selama beberapa bulan, karna dia harus tahu cara pembuatan , penyajian dan terutama cara menyambut tamu dengan memaparkan kopi apa yang sesuai dengan garis wajah tamu. Selesai dari pembahasan itu maka pulanglah Niaka ke rumahnya yang Kelam , Hampa dan Suram. Selalu Niaka memprotes akan takdirnya yang tidak selalu menyenangkannya, walaupun dia dapat beasiswa , harta warisan orangtuanya melimpah padanya , kenapa orangtuanya cepat dipanggil oleh Tuhan disaat masa pubertasnya? Sekarangpun uang saku dia sudah mulai menipis , dan harus membanting tulang.

Esoknya setelah pulang sekolah Niaka, langsung ke caffe bukan untuk dijamu , melainkan menjamu tamu yang datang berkunjung , hari ini cuacanya turun hujan sangat deras , seakan memperingatkan kejadian semalam yang dikenang oleh Niaka , Niaka menghampiri tamunya yang pertama, akantetapi Niaka bingung kenapa wajah tamunya terlihat sedih, akhirnya Niaka mendekati dan menghampirinya.

“maaf jika lancang, ada apa? Kenapa kamu terlihat sedih dan kebingungan ?” Tanya Niaka yang riang

“gak ada apa dengan mu, lagianpun itu tak urusanmu! Aku kesini karna aku terjebak hujan, karna aku naik sepeda motor bukan mobil “ jawab lelaki muda yang kayaknya dia seumur denganku.

“kalau begitu, itu terserahmu, dan aku minta maaf, anda jangan marah – marah , bagaimana sekalian nunggu hujannya redah, anda pesan kopi Affogato. Affogato adalah espresso dituangkan ke atas gelato. Biasanya es krim yang dipilih adalah es krim rasa vanilla, atau sesuka anda es krimnya pada prakteknya terserah pelanggan. itu cocok dengan suasana hati anda yang lagi gusar.” Sahutku sambil memaparkan kopi yang cocok untuk dibeli

“sok tahu kamu, aku lagi gusar dan kopi itu cocok dengan suasana hatiku, tapi yasudahlah aku tak mau berdebat sama kamu yang seorang pelayan caffe, tapijika itu memang cocok,aku pesan kopi affogato.”

“kalau begitu makasih telah memesan , pasti pilihanku tak salah dan anda tak memesan cake untuk cemilan ringannya “ Tanyaku balik dengan wajah yang menahan amarah dengan senyuman ringan, namun dia sambut dengan gelengan kepala,aku pun perrgi kebelakang untuk memberi daftar pesanan “ sabar Niaka, mungkin dia ada masalah”suaraku didalam batin untuk mengerutui diriku atas tindakan pelanggan pertamaku.setelah itu aku pun mengantarkan pesananya ke mejanya, aku memerhatikanya dan menunggu responya yang seakan meledak – ledak didalam hatiku apakah cocok kopi yang kusarankan dengan suasana hatinya yang lagi gusar, karna kopi ini ada rasa es krim yang akan membuat kita nyaman, sekian lama aku menunggu responya, dan yang keluar adalah senyuman kenikmatan,

“bagaimana? Enakkan? Rasanya gusarmu agak menghilangkan? Ada perasaan tenangkan?”pertanyaanpun ku lontarkan untuk mengetahui respon dari bibirnya yang berlepotan kopi.
“ bagaimana aku menjawabnya ! pertanyaanmu kayak banjir bandang yang tak memandang seseorang! Tapi aku suka kopinya, aku sudah agak tenang, rasanya kopi ini bisa membuat aku relax sebentar”. Ucapnya selesai meminum dan menyeka sisa gelintiran kopi dibibirnya
”maaf aku bertanyanya kayak orang kebanjiran,tapi benarkan ucapanku ? aku senang kamu datang dan menyicipi kopi ini, karna aku yakin kamu pasti datang lagi untuk menyicipi kopi ini” ucapku sembari kembali ke dapur
“ tunggu,,, darimana kamu tahu aku akan datang lagi?” ucap dia memanggilku
“ karna aku yakin, dan satu lagi namaku Niaka, jika ingin memanggilku, panggil aku Niaka, permisi ,” ucapku dan langsung pergi, lelaki itu pun menatap kepergianku dengan wajah bingung

1 bulan telah berlalu aku bekerja di caffe late ini, yang telah memberitahu tahu berbagai macam jenis kopi yang ada, dan sejak hari pertama berkerja , pelanggaan pertamaku sekarang menjadi temanku dan sekaligus menjadi pelanggan tetap di caffeku, dia selalu menungguku pulang dan mengantarku, dan sekarang kami berbagi kisah disaat caffe kosong dan aku menghidangkan Caffe Latte, kopi berbasis espresso dengan tambah.an susu yang panas, dihidangkan dengan selapis tipis whipped cream atau bisa juga tidak sama sekali, tergantung keinginan pelanggan. Dia menceritakan kisah kenangan lalunya yang suram akan kisah cinta pertamanya yang gagal karna cintaku bertepuk sebelah tangan walapun mereka dekat dan seakan seperti pacaran tapi ternyata dia mata orang yang dicintai menanggap dirinya sebatas sahabat, dan ceweknya selalu membanding- bandingkan dirinya dengan citra dan pesona dia dengan Tama saat Tama mengungkapkan isihatinya dimasa SMP dulu, sekarang aku sudah melupakannya, aku senang mendengar ucapannya karna bisa move on dari masa lalunya walaupun dia bercerita selalu banyak helaan nafas. Sedih mendengar ceritanya. Karena entah mengapa aku sedikit berharap jika hatinya mengarah ke diriku.

Hari ini teman sebangku sekaligus sahabatkku disekolah, Lianna datang ke caffe, aku sedikit terkejut kenapa dia bisa datang ke caffe ini yang keberadaanya jauh dari sekolah,dan aku tidak memberitahunya karna aku takut dia akan mencegahku dikarenakan dia khawatir,saat aku menghampirinya, aku pun berrjumpa dengan Tama, berhubung karna hari ini caffe ramai, kursi yang tersisa adalah dimeja Lianna, akhirnya akupun mengantarkan Tama ke meja Lianna, Tama pun tidak memprotesnya ,aku menghidangkan kopi Americano. Americano adalah espresso dan air panas yang biasanya dicampur dalam jumlah yang sama. Americano diciptakan oleh tentara Amerika saat Perang Dunia I, yang menambahkan air panas untuk mengurangi kuatnya rasa espresso tradisional.kepada mereka karena Lianna sendiri yang memesan Americano, dengan cake rasa kayu manis, Tama pun menyetujuinya untuk juga memesannya, aku pun meninggalkan mereka berdua, dan harus meladeni tamu – tamu yang lain, punggung hamper remuk seperti ditimpa gajah, dan sekarang hati retak akibat aku melihat Lianna dan Tama bercanda ria, aku mencoba untuk bersikap positif. Malam ini aku pun pulang sendiri, karna aku melihat Tama dan Lianna keluar bersama.

Esoknya seperti biasa Lianna menyambut datang, namun hari ini dia sedikit lebih bersemangat, ternyata dia mau bertanya – Tanya tentang lelaki yang duduk di caffe semalam, yaitu Tama , perasaanku tidak enak, namun aku menepisnya, aku pun memberitahu dia tentang Tama, dan sudah beberapa minggu ini Lianna rajin sekali datang ke caffe, dan dia sengaja duduk bersebelahan dengan Tama, dan terlihat mereka selalu bercanda tawa ria setiap kali bertemu, sakit , perih sekali bahkan seakan seperti diiris – iris oleh pisau dihati ku ini, ternyata Lianna pun mengakui dirinya menyukai Tama , dan ingin mengutarakan perasaannya, aku speechless untuk dimintai tanggapanku, harus mengatakan apa? Aku tak mau gara – gara persoalan lelaki ,persahabatan aku hancur yang sudah ku bangun sejak SMP, aku pun akhirnya mengatakan untuk cepat – cepat mengutarakannya.

Besoknya, rencana Lianna akan mengutarakan perasaannya di caffe, aku diminta untuk membantu, aku pun menyetujui rencananya. Hancur sudah , didalam tubuhku sudah ada pecahan kaca dan serbuk paku yang siap untuk menyobek hatiku ini. Sesampai pada acara Lianna, akhirnya Tama juga menyukainya. Aku pun harus bisa merelakan hati , perasaan dan termasuk orang ku sukai.

Sudah hampir 2 bulan aku bekerja di caffe dan aku sudah mengalami banyak cerita , hari ini aku pulang sendiri dan aku mampir sebentar ke mini market , dikarenakan stok makanku sudah sedikit , saat aku berjalan ke kasir setelah selesai memilih makanan, tak sengaja aku melihatnya dia kurang uang untuk membeli makanannya, akhirnya aku menawarkan sisa kurangnya aku yang bayar, dan aku pun meletakkan belanjaanku dan membayarnya, dia pun menungguku dan dia berterima kasih karna membayarkan belanjanya dikarenakan dompetnya tinggal, dan kami pun berkenalan. Sejak saat itu kami menjadi dekat selama seminggu ini,dan dia mendatangiku di caffe tempat ku berkerja, akupun menghampirinya dan aku mengusulkan kopi Caffe Macchiato, sejumlah kecil susu, atau kadang-kadang, busanya disendok ke dalam espresso. Karena dia suka pahit sedikit rasa manis, aku pun mengantarkan kopinya, entah kenapa dia menceritakan kisah keluarganya yang berantakan dan orangtuanya yang bercerai , aku tercekang , untung hari ini caffe tidak ramai , jadi aku bisa mendengar curahannya, tak sangka orang yang terlihat dari luar , kaya , tampan dan wajahnya tidak terlihat sesedih kenyataannya, setelah aku bertanya , ada apa dia datang kemari, dan sekarang dia mau mengajak diriku keluar untuk menenangkan pikirannya setelah pulang kerja, aku menyetujuinya dikarenakan aku turut perihatin melihatnya yang ternyata rapuh. Setelah pulang dan kami pun berkeliling dan mengujungi pasar malam , akhirnya aku pun pulang ke rumahku jam 12 malam diantarnya, dan dilangsung pulang setelah mengucapkan terima kasih telah menemaniku sembari tersenyum dan pulang.

Sudah lama aku berteman dengan kenalanku di mini market yang bernama Rasta, bahkan aku sudah sedikit demi sedikit melupakan Tama yang bersama Lianna, dan mulai mencoba melihat kedepan, dan jangan terpuruk dengan masalah lalu, hari ini aku pun bekerja setelah puang sekolah, dan Rasta pun datang ke caffe dan memesan kopi Mochaccino. Mochaccino adalah espresso dengan cokelat, susu panas, biasanya bagian atasnya diberi whipped cream.dan sekarang Rasta sudah terlihat lebih bersemangat dari hari lalu, aku senang, namun aku tak bisa menemani dia hari ini dikarenakan caffe lagi ramai pengunjung. Setelah pulang bekerja, aku tak melihat bahwa Rasta masih menungguku. Dan dia mengajakku ke taman belakang caffe,aku terkejut karena banyak sekali hiasan bahkan lilin sudah tersusun diindah bagaikan taman surga. Aku pun diajak ketengah lilin yang berbentuk hati.
“Niaka,,, mungkin terlalu cepat diriku mengatakan tetapi aku tak ingin terlalu, takut jika aku tak sempat mengatakanny, Niaka,,, aku menyukaimu, maukah kau kekasihku?”ucap Rasta
“jika memang kamu belum siap karena akan masa lalumu, aku terima, aku akan menunggu dirimu jika memang belum siap tapi jangan telalu lama, karena aku takut aku yan tak bisa lama menunggumu “ ucap Rasta saat dia melihatku yang speechless, harus mau mengatakan apa, karena aku terlalu terkejut dan dan ini terlalu tiba – tiba. Namum jika aku harus terpuruk akan masa lalu yang mengharapkan Tama yang sudah bersama orang lain , sebaiknya aku menerima untuk mencoba membuka hati.
“ baiklah Rasta, ajarkan aku untuk melupakan orang yang pernah singga dihatiku,dan mencoba untuk bersamamu , jadilah seperti kopi yang akan membuat seseorang akan menyukai dirinya” ucapku untuk menerimanya, perasaan ini manis seperti rasa kopi mochacchino.

Sejak hari itu, Rasta setiap harinya menunggu,mengantarkan dan menjemputku ke sekolah maupun ke caffe, senang, dan gembira hati seakan aku bisa melupakan Tama, dan ternyata dia penyuka kopi, hari ini aku libur kerja dan sekolah karena ada tanggal merah, aku pun sehari dirumah dan Rasta pun datang ke rumah dengan membawa kopi Coffee and cream. Kopi berbasis espresso, disajikan dengan krimer dan gula yang bisa ditambahkan sesuai keinginan pelanggan. aku pikir dia membawa makanan lezat atau buah-buah yang mengiurkan , ternyata dia membawa setumpuk kertas yang bertinta yang mengtopikkan tentang kopi. Namun ternyata dia juga membawa cemilan dan kami membahas cara membuat,ras, mode bahkan gabungan kopi , membuat aku semakin tahu begitu banyak jenis kopi yang ada. Dan ternyata semua itu tak membosankan bagiku karna terkadang dia menyelingi denga canda tawa dan lelucon yang menurutku garing tapi cara pembawaan dan cara dia melawak yang lucu sehingga terlihat lucu. Tak terasa hari sudah pukul 6 sore,dan aku menyuruhnya untuk pulang, walaupunku tahu kondisi keadaan rumahnya pasti berisik tapi diharus pulang, akhirnya dia mau pulang saat aku membujuknya yang sekian lama .hari berlalu begitu saja, aku sudah mulai menyukai Rasta dan melupakan Tama seutuhnya, bahkan aku dan Lianna sempat jalan bersama dengan pasangan dan aku tak merasa cemburu lagi.

Entah kenapa, 6 hari belakang ini setelah kami jalan bareng dihari minggu, Rasta tidak pernah muncul, bahkan teleponku pun tak diangkatnya serta smsku tak dibalasnya, ada apa dengan Rasta itulah yang kupikirkan saat aku lagi menyantap kopi Espresso. Kopi dasar dari semua jenis kopi. Kadar airnya sedikit, sehingga konsistensinya lebih kental, dan tentu saja, lebih membuat mata terjaga., akhirnya aku mengunjungi rumah Rasta namun yang menyambutku adalah pembantunya.
“mbok, den Rastanya ada ?”tanyaku
“dirumah sakit non, ada apa non?” balas bibi , sungguh aku gak tahu kenpa dia tak memberitahuku , di berada di RS.

Aku pun langsung pergi ke RS saat tahu bahwa Rasta masuk RS. Saat aku di rumah sakit, Rasta sudah dipasangi berbagai macam alat, dan selang pernafasan yang masih berbaring di RS , aku pun dikejutkan oleh seseorang temannya saat aku melihat kondisinya, dia memberi aku selembar kertas dan akupun duduk sembari mengeluarkan bening – bening yang jatuh di pipi ku saat membacanya. Kenapa dia tak memberi tahuku jika dia memiliki penyakit leukemia. Aku kembali mengingat saat dia menembak aku di taman caffe,
“Niaka,,, mungkin terlalu cepat diriku mengatakan tetapi aku tak ingin terlalu, takut jika aku tak sempat mengatakanny, Niaka,,, aku menyukaimu, maukah kau kekasihku?”ucap Rasta
“jika memang kamu belum siap karena akan masa lalumu, aku terima, aku akan menunggu dirimu jika memang belum siap tapi jangan telalu lama, karena aku takut aku yan tak bisa lama menunggumu “ ucap Rasta “
dia takut dan tidak sempat menunggu lama. Saat aku lagi menangis, kawan Rasta akhirnya menemuiku dan mengajak aku masuk kedalam karna Rasta sudah sadar, aku pun dibiarkan berdua untuk berbicara.
“akhirnya kamu sudah tahu,,, padahal aku yakin besok bisa menemuimu, dan aku bisa menutupi penyakit ini, atau gak kau tidak tahu, dan aku bisa pergi dengan mengenang dirimu,” ucap Rasta pelan
“apa kamu gila? Kamu pikir kamu ini hebat? Kamu pikir aku gak gelisah mencari dirimu saat kamu tiba-tiba menghilang sekarang maupun nanti? Kamu pikir aku bahagia jika kamu menutupi sesuatu dan tidak berbagi semuanya? Kamu kejam, jahat” ucapku yang sudah mengeluarkan bening-bening di ujung mataku.
“maaf aku tak tahu, aku tak maksud, mungkin jika pun kau marah, aku pun bisa ikhlas pergi karna aku tak mau pergi jika ada seseorang yang menangisi aku, aku ingin orang bisa relakan aku pergi”
“ stop ! kamu gila? Jangan mengucapkan kata-kata yang gak masuk akal, siapa yang akan pergi? Tak ada yang pergi? Kamu akan tetap disini begitu juga aku dan orang lainnya” isakku, akhirnya dia memelukku
“sudah jangan menangis lagi, aku tak bisa pergi nanti dengan tenang, aku pun mau tidur, bisa gak kamu tenang , jangan menagis nanti aku gak bisa tidur” ucapnya saat dia memelukku
Akupun memeluknya lama sampai aku berhenti nangis dan melepasnya karna katanya dia mau tidur , walaupun aku tak mau melepas pelukkannya. Akupun duduk disini menunggu dia tidur sampai dia tebangun sampai besok. Akhirnya dia memejamkan matanya setelah aku melepaskan matanya, tunggu agak lama aku pun menutup mataku , tetapi tak berapa lama, aku mendengar pendeteksi jantungnya berbunyi aneh dan aku melihat garis lurus, aku pun segera memanggil dokter dan suster. Aku pun menunggu lama diluar saat dokter masuk ke dalam. Aku menunggu lama dengan isakkan tangisku yang pecah di sela-sela bibirku yang dan bertambah keras saat dokter datang dan membawa kabar bahwa Rasta tidak bisa diselamatkan,ternyata dia benar dia mau tidur dengan tenang. Aku pun keluar dari rumah sakit dengan perasaan tak percaya.

Pahit raasnya pahit seperti rasa kopi yang kucicipi hari ini. Espresso,pahit tidak aka nada rasa manis karna dia adalah dasarkopi. Begitu juga diriku hari ini pahit dan aku jatuh sampai kedasar kepahitan yang kualami dalam persoalan percintaan.

“Hidupku bagaikan kopi. Semua ada rasa yang manis dan ada yang pahit begitu juga dikehidupan seseorang, maupun persoalan cinta. Tak seperti yang kita mau, mau memberontak? Apakah mungkin? Itu semua sudah ditakdirkan didalam garis kehidupan seperti kopi, jika kita ingin manis itu kopi, berilah susu, creami,, bakan gula , namun jika pada dasarnya rasa kopi itu pahit adanya, seperti kehidupan pada dasarnya pahit dan kejam jika kita tak memberi pemanis didalam kehidupan ini “




By : GRACESIA ELISABETH SIMANJUNTAK